13 Jul 2012

SS stage 05


aku hanya orang biasa. bahkan terlalu biasa. sampai suatu ketika, dia mengatakan suka padaku.
---
- UNTITLED -
---
seseorang menghampiriku, kemudian duduk disebelahku. "eh bawa laptop ga? ini aku udah dapat materinya, kamu copy deh" dia memberiku sebuah flash disk berwarna biru.
"oh bentar.." aku buru-buru mengeluarkan laptop dari tas dan menyalakannya. kemudian melakukan transfer data dari flash disk miliknya ke harddisk yang ada di dalam laptop. setelah selesai, aku menyerahkan kembali flash disk miliknya.
"emm, tolong kamu yang ringkas ya.. nanti kalo udah selese, kirim ke aku. ntar aku yang bikin cover ama kata pengantar. oke?" dia tersenyum, lalu pergi tanpa sempat aku bertanya padanya.
aku mengamati sebuah folder bernama 'materi' yang aku terima darinya. terdapat banyak file dengan exetention berbeda-beda. aku menghela napas. 'sebanyak ini?' pikirku, 'kenapa ga dibagi-bagi ajah..'



"apa itu?" suara seseorang mengagetkanku. tanpa sadar tanganku segera menurunkan layar laptop. "yee malah ditutupi" suara itu terdengar ngambek.
"bu--bukan apa-apa kok. cuma materi" aku tersenyum. berusaha menjelaskan.
"materi apa sih?" dia tidak percaya. tanganya menaikan layar laptop. tapi aku melakukan hal sebaliknya. aku berusaha menurunkan layar laptop agar dia tidak melihatnya. "materi apa sih, sampe ditutup-tutupi gitu?"
"cu--cuma materi biasa kok. sungguh" aku memasang wajah memelas.
"kalo materi biasa, kenapa pake ditutupin segala?" dia mengacak rambutku. lalu duduk dipinggiran kursi. "lihat dong.." tangannya kembali menaikkan layar laptop. kali ini aku tidak menutupinya. "loh.. materi ini kan..." dia melihat kearahku, "dapat dari siapa?"
"da--dari Z" jawabku pelan.
dia merogoh kantung celananya, mengeluarkan sebuah flash disk hitam. "bagi dong hehe.." pintanya sambil nyengir.
folder yang kudapat dari Z, berhasil dicopy olehnya. dia kelihatan senang mendapat copian materi itu.
"kamu punya materi kok ga bagi-bagi sih" lagi-lagi dia bersuara dengan nada ngambek.
"maaf, aku ga tau kalo kamu butuh juga" aku menundukkan kepala, "memang mau buat apa materinya?"
dia sedikit terkejut, kemudian menghela napas. "kayaknya beberapa hari yang lalu aku udah cerita deh" dia menggaruk kepalanya, "itukan tugas kelompok di kelasku"
aku terdiam. berusaha mengingat ucapan-ucapannya.
"dasar pelupa.." dia mengelus kepalaku. aku makin menunduk. "eh materi itu juga dibuat tugas kelompok?" tanyanya.
aku mengangguk, "hu'uh.. minggu depan dikumpulin"
"walah, sama ajah ternyata" dia menepuk dahi. tangannya melepas flash disk yang masih menancap dilaptop. "eh kok tumben Z ngasih materi ke kamu?" dia melihat kearahku.
"ngg.. itu.." aku melihat kearah lain, mencari jawaban.
"kamu sekelompok ama dia?" tebaknya. aku mengangguk pelan. dia sedikit terkejut, "aku kira kamu kelompokan ama X"
"emm awalnya iya, aku sekelompok ama X" aku mulai cerita, "tapi kelompoknya maksimal 5 orang. sedangkan kelompokku ada 6 orang. jadi mau ga mau yang satu orang harus rela pindah. tapi.."
"tunggu.." dia menyela, "jangan bilang kamu disuruh pindah?"
aku menggeleng. "aku pindah sendiri kok. yang lain saling lihat, ga mau pindah"
"hem.. iya iya aku ngerti. tapi kok kamu pindahnya ke kelompoknya Z?" dia sedikit tidak terima, "kayak ga ada kelompok lain?"
"itu.. aku tadinya mau pindah ke kelompoknya Y yang masih kurang satu. aku juga udah bilang ke Y. tapi ama W namaku ditulis dikelompoknya Z"
dia terkejut, "kok begitu? emang kamu ga bilang kalo kamu maunya pindah ke kelompok Y?"
aku menggigiti kuku, "aku juga kaget. aku baru mau bilang ke mereka, tapi daftar namanya udah dikumpulin ama mereka. kata mereka 'udah tenang aja, udah dapat kelompok kok' begitu.."
dia menggebrak meja. "apa-apaan itu? kejam banget sih mereka. mereka beneran temanmu bukan sih?" dia sedikit emosi, "dan jangan bilang, Z ngasih materi ini supaya kamu yang ngringkes?"
aku menunduk lebih dalam, mengangguk.
"kamu itu.." dia gregetan, "kenapa ga minta dikerjain bareng? ato bagi-bagi tugas?"
"tadi mau bilang gitu, tapi dianya udah pergi"
dia menggelengkan kepala, "lagi-lagi ga ada yang memberikan kamu waktu untuk bicara"
aku melihatnya berdiri. "mau kemana?" aku menarik tangannya.
"mau ngomong ama Z" jawabnya singkat.
"eh? mau ngomong apa? udah ga usah.." dia melihatku heran. "udah ga usah bilang. kita kerjakan bareng aja" aku tersenyum padanya.
dia menghela napas. "yaudah.." dia membalas senyumku.

-to be continued-

muahahahahaha.. lagi-lagi sengaja ga diselesaikan XDDDDD~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar